Skip to main content

Temperature Sensor.. this time with Segments.

Halo kembali lagi bersama saya di blog ini. Di post sebelumnya, telah dilakukan percobaan untuk membuat sebuah sensor suhu dengan memanfaatkan Arduino dan menampilkan hasil pengukurannya di serial monitor. Nah, kali ini, hasil pengukuran akan dicoba untuk ditampilkan di Seven Segment. Berikut ini adalah penyusunan rangkaiannya:



Wah apa sih perbedaannya? 
Pada percobaan kali ini, digunakan Seven Segment untuk menampilkan hasil pengukuran suhunya. Hal yang agak "centil" dari Seven Segment adalah harus hard-code untuk membuat tiap segmentnya menyala, dan menampilkan digit yang diinginkan.

Alat dan bahan yang dibutuhkan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

  • Kabel jumper
  • Resistor 1000 ohm
  • Arduino Uno
  • 7 Segment 4 Digit
  • Sensor DHT 11


Okay,
Let's get to the attempts!

Attempt #1





Percobaan pertama, seven segments hanya dapat menampilkan satu digit saja. Padahal, output dari suhu yang terdeteksi terdiri dari dua digit. Kali pertama ini kami menggunakan kode yang ditemukan di internet untuk menampilkan di 7 segment, namun pada kode tersebut, urutan print adalah sekuensial untuk setiap digit sehingga menyebabkan menampilkan satu digit saja pada state akhir. 

Kami pun harus mencoba lagi untuk menampilkan output suhu 2 digit pada seven segment. Sedikit dilakukan perubahan pada kode yang digunakan, dan dapat berhasil menampilkan 2 digit, namun salah satu digit selalu berkedip dengan terlalu cepat. Kami pun mencoba untuk melakukan usaha selanjutnya agar dapat menampilkan dengan normal.



Attempt #2

Kami mencoba untuk menggunakan library seven segment, in hopes of resolving the blinking problem of the other digit. Hasilnya?

Seven Segment menampilkan hasil seperti DISKO!
Ibaratnya kayak lampu2 promosi yang suka ada di depan-depan toko itu. Yang banyak geraknya. Menampilkan info yang berkaitan dengan toko, yang suka silih berganti. Ya pokoknya seperti itu lah.

Mungkin hal ini disebabkan oleh library yang sepertinya tidak compatible dengan device yang kami gunakan. Oke, lanjut ke usaha selanjutnya..

Attempt #3

Kami pun mencoba kembali, untuk menulis kembali kode nya untuk prosedur ke dalam prosedur loop() (bukan di luar void loop() ), namun hasil percobaan ini hasilnya mirip dengan percobaan pertama, namun output yang dihasilkan menjadi lebih "cacat" karena terdapat beberapa segmen yang suka "ngambek" dengan mati sendirinya.

Attempt #4 

Setelah percobaan yang ke-4 ini, kami memutuskan untuk memisahkan kode dari percobaan sebelumnya keluar menjadi prosedur lagi. Sangat mirip dengan percobaan pertama. Tetap masih terdapat perkedipan dari digit pada seven segment (karena sensor DHT11 yang "update banget" jadi sangat sering untuk mengganti atau menampilkan hasil deteksi suhu) namun kami mengakali dengan mengubah waktu pada delay, dan menghilangkan resistor dari rangkaian agar dapat membuat seven segment menampilkan output dengan lebih terang. This is, we call it, an optical illusion. And of course, a illusion of success.

WE MADE IT! 

Ini adalah rangkaian final product untuk percobaan kali ini:




Begitulah kisah proyek pembuatan sensor suhu dengan Arduino menggunakan Seven Segments. Sampai bertemu di post selanjutnya!

Comments

Popular posts from this blog

A Look Into Industry 4.0

Apa itu Industry 4.0? Industry 4.0 merupakan revolusi industri ke-4, tahap pengembangan lebih lanjut dari organisasi dan manajemen proses value chain yang terlibat dalam industri, yang berbasis pada cyber-physical systems, menggabungkan dunia nyata dengan dunia virtual. [1]  Industry 4.0 memanfaatkan teknologi internet sebagai konektivitas antar sistemnya. Ilustrasi Revolusi Industri Lingkungan dari Industry 4.0 terdiri atas komponen berikut [1]: Environtment dari Industry 4.0 Suatu sistem dapat dikatakan Industry 4.0 harus mencakup: Interoperabilitas - mesin, perangkat, sensor dan manusia terkoneksi dan berkomunikasi satu sama lain Transparansi informasi - kontekstualisasi informasi berdasarkan data yang diperoleh dari sensor Bantuan teknis - memberikan bantuan kepada manusia dalam membuat keputusan dan memecahkan masalah, dan melakukan tugas yang dianggap terlalu sulit atau tidak aman bagi manusia Desentralisasi pembuatan keputusan - kemampuan cyber-physical sys

The Progress of ClickLock

Halo! Pada progress kali ini, akan disampaikan mengenai rancangan hardware dan software. RANCANGAN HARDWARE DAN SOFTWARE Berikut adalah gambar rangkaian hardware dari sistem yang akan dibuat: Berikut adalah flow chart dari program sistem yang akan dibuat. A) Flowchart Program Hardware B) Flowchart Program Aplikasi Web Berikut ini adalah rancangan user interface dari aplikasi web yang akan dibuat. Rancangan user interface merupakan wireframe dari tiap halaman aplikasi web ClickLock. Pembuatan wireframe menggunakan aplikasi Balsamiq Mockup 3. 1. Wireframe Halaman Login Terdapat bagian untuk mengisi username dan password pengguna, dan tombol login untuk redirect ke halaman home apabila login berhasil. 2. Wireframe Halaman Home Terdapat navigation bar yang menampilkan HOME, MENU serta logo LOGOUT, serta pada halaman home terdapat kalimat sambutan untuk pengguna 3. Wireframe Halaman Schedule Terdapat navigation bar, se

Trouble is A Friend - for another IoT Project

Trouble he will find you No matter where you go Oh oh No matter if you're fast No matter if you're slow Oh oh ... Potongan lirik lagu Trouble is A Friend dari mbak Lenka di tahun 2008 mengawali post kali ini.  Masalah tidak perlu dicari, nanti ia akan datang sendiri Pada tugas IMKA kali ini, kami harus mencari sebuah masalah, yang dapat diselesaikan dengan IoT. Hmm kira-kira apa ya? Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di seberang lautan nampak jelas Tidak perlu jauh-jauh mencari masalah. Ternyata setelah disadari, masalah ada di dekat kita! One Real Problem: Ruang kelas sering kali masih terkunci Berdasarkan pengalaman, setidaknya 2 dari 5 kali kelas jam 7 pagi dalam satu minggu, kelas masih terkunci dan perlu mendatangi petugas dukungan teknik untuk membuka pintu ruang kelas. Hal ini menjadi masalah karena hal ini dapat memotong waktu efektif perkuliahan. Kelas yang seharusnya berlangsung selama 50 menit dapat menjadi 40 menit saj